Sunday, December 31, 2017

Jumanji : Welcome to The Jungle

Jumanji menceritakan empat anak sekolah menengah menemukan sebuah konsol video game tua dan ditarik ke dalam setting hutan permainan, namun ternyata merekatidak hanya bermain Jumanji, tapi harus bisa bertahan hidup dan menamatkan game tersebut agar bisa keluar dari game tersebut dengan selamat.

Fyi, Jumanji : Welcome to the Jungle merupakan sekuel atau lanjutan dari film pertamanya di tahun 1995 yaitu Jumanji. Dan jika mau dibandingkan dengan yang pertama, terlihat sekali film kedua nya ini lebih menawarkan petualangan yang fun, seru dan terasa nyata seperti kita ikut bermain di dalamnya. But, I'm glad film keduanya ini tetap menggunakan beberapa ciri khas film pertamannya sehingga masih terasa benang merah antara 2 film ini.


Poin plus utama dari film ini tentu saja dari kekuatan cast utama. Semua cast dalam film ini terlihat sekali enjoy dan dapat mebawakan karakter mereka semua dengan cukup baik. Terutama Kevin Hart yang memberikan outstanding performance! Jujur sangat sulit untuk tidak tertawa dalam melihat performance this little nigga. Selanjutnya Jack Black juga dengan sangat baik bisa memerankan alter ego sebagai perempuan. Untuk The Rock, Imo performa dia cenderung standar di film ini but still it's okay and good for him to try a new and different character.


Keunggulan dari para cast ini pun berimbas pada character development yang sangat fluid antara seluruh karakter. Spencer yang tadinya penakut menjadi pemberani, Fridge yang tadinya cocky menjadi belajar menghargai, Martha yang awalnya tidak suka bersosialiasi jadi mempeljarinya dan Bettany yang tidak bisa hidup tanpa HP (seperti kids jaman now) menjadi belajar tentang pengorbanan.


Joke yang dibawakan dalam film ini juga sangat lucu dan segar untuk dinikmati sehingga anda tidak akan terasa bosan dalam mengikuti jalan film ini. Kehadiran beberapa karakter khas game seperti narrator game yang ada di dalam mobil, backstory dan villain juga berhasil menghidupkan suasan game sehingga terasa menjadi nyata.


Kelemahannya? well I think the plot. Ya plot yang sangat simpel, mudah ditebak dan berjalan dengan alur maju membuat plot nya sangat flat dan mudah ditebak. Dan di final battle juga tidak ada ketegangan yang gw rasakan sama sekali, karena I feel like I know how the ending is.


Kesimpulan : film Action-Comedy yang yang seru dan menghibur! Butuh ketawa? inilah movie yang tepat

Memorable Scene : "Zoologist bitch!"

IMO, rating : 8/10

Monday, November 20, 2017

Justice League : Cuting yang (Sangat) Berlebihan

Justice League menceritakan tentang Bruce Wayne (Ben Affleck) yang merasa bersalah karena menyebabkan Superman (Henry Cavill) mati sehingga membuat bumi menjadi rentan terhadap kejahatan. Lalu datang Steppenwolf (Ciaran Hinds) anak buah Darkaeid yang datang ke bumi dan ingin menghancurkan dunia dengan mengumpulkan 3 motherbox yang dimiliki manusia, Amazon dan Atlantean. Menyadari ancaman tersebut, Batman mengumpulkan Winder Woman (Gal Gadot), Flash (Ezra Miller), Aquaman (Jasin Momoa), Cyborg (Ray Fisher) dan membangkitkan Superman untuk menghentikan invasion ini.



Justice League menggunakan alur maju yang dipacu dengan pace yang cukup cepat. Opening scene cukup memukau dengan theme song yang luar biasa. Perkenalan karakter juga dilakukan secara natural walau terlihat sekali dilakukan secara terburu-buru well karena cutting dari WB yang tidak adil. Terlihat sekali dari awal hinga 3/4 film storyline yang disusun masih cukup rapi dengan build up yang seru ditambah bumbu komedi dari Flash dan sarkastik dari Alfred. Namun memasuki Third act terlihat sekali film ini ingin menyelesaikan nya secara buru-buru yah well dengan cutting sana sini.

Keunggulan nya? seperti yang gw tulis diatas storyline yang jelas, tersusun rapi serta berhasil menghadirkan ancaman nyata yang ingin ditunjukan jika dunia tanpa Superman. Akting dari para cast di film ini juga superb. Ben, Henry, dan Gal kembali melanjutkan perfoema apik mereka sebagai "Trinity" sedangkan Jason, Ray dan Ezra dengan screen time seminimal mungkin berhasil membuat impresi yang kuat pada karakter masing-masing. Khusus Ezra doi berhasil pemecah gelak tawa di film ini.

Selanjutnya, sinematografi yang luar biasa bagus. Yah action di film ini cukup memukau. contoh yang paling keren adalah scene Stephenwolf vs Amazon. Sayang banyak CGI yang kurang maksimal di beberapa scene.

Lalu Batman yang dibuat payah dan manusiawi. Yes sebagai fans nya keunggulan yang satu ini emg ga bagus tapi memberikan dampak positif bagi keseluruhan film, yaitu membuat spotlight bagi Wonder Woman, Flash, Aquaman dan Cyborg untuk unjuk gigi.

Kelemahan nya? CUTTING! Yes untuk kelemahan yang satu ini, patut menyalahkan sang studio maha agung Warner Bros. Nyadar ga sih banyak scene yang perpindahan nya cepet banget? sehingga baru mau nikmatin, eh udah ganti scene aja. Yah, Film JL yang harusnya berdurasi sekitar 3 jam-an dipangkas menjadi 2 jam. Banyak adegan penting yang sayang sekali harus dilewatkan dari film ini. Well, bagi yang menonton keseluruhan trailer JL pasti tau scene apa saja yang di cut.

Stephenwolf yang kurang berkarakter sebagai villain. Namun hal ini terjadi karena alasan diatas, yup Cutting! rumornya banyak scene Stephenwolf yang dipotong *pengen banget gaplok WB*

Kesimpulan : Blast from the past! Film ini berhasil membawa memori masa kecil gw menjadi nyata dan sangat asyik dinikmati. Namun sayang CUTTING dari WB yang sangat keterlaluan menggangu

Memorable Scene : When Superman turn evil and against all Justice League members (terutama pas Flash lari ke belakang Supes) dan harus diakhiri dengan Batman's big guns!

IMO, rating : 8/10

Thursday, October 5, 2017

War for the Planet of the Apes : Perfect!

Merupakan lanjutan dari 2 film sebelumnya yaitu Rise of the planet of the apes dan Dawn of the planet of the apes. Meceritakan tentang kaum manusia yang mulai menganggap kaum apes sebagai spesies berbahaya. Caesar (Andy Serkis) memimipin kaum apes untuk migrasi ke tempat lain yang aman, namun naas di suatu malam keluarga Caesar dan apes lainnya terbunuh oleh tentara Amerika yang dipimpin Kolonel (Woody Harelson). Caesar bersama Maurice (Karin Konoval) dan Preacher (Gabriel Chavaria) keluar dari persembunyia mereka untuk memburu dan membalaskan dendam mereka pada Kolonel.


Satu kata yang terlintas di pikiran gue setelah menonton film ini, yaitu WOW. Ya film ini luar biasa sekali. Semua elemen dalam film ini benar-benar dieksekusi dengan sempurna dan menyajikan sebuah film trilogi yang tidak akan pernah anda sesali untuk tonton.

Dengan kata "War" yang diselipkan di judul mungkin akan sangat mudah jika membuat film ini dengan full of action and war sequence. But no! Matt Reeves sang sutradara disini berhasil menonjolkan sisi drama-humanis yang membuat gue merinding. I love how Matt Reeves show this film from Apes perspective and this film make me feel more like human.

Story dalam film ini cukup kuat dan luar biasa. Berbekal kedalaman story dan karakter kuat yang sudah digali sejak 2 film sebelumnya, cerita dapat disajikan secara apik dengan tempo yang sedikit lambat, simpel dan jelas sehingga memuaskan para penonton.

Dialog dalam film juga patut diapresiasi. Setiap kata yang keluar dari mulut Caesar berhasil menciptakan imej pemimpin yang baik dan bijaksana. Dialog dari Caesar ini juga mostly pendek dan simpel sehingga terkesan sebagai karakter yang sangat cool (eventhough he's an Apes!). Andy Serkis sang aktor wajib mendapatkan applause disini.

Selain karakter Caesar, Woody Harelson juga memainkan peran nya sebagai kolonel dengan sangat baik. Walaupun sudah terkenal memainkan karakter yang kocak dan sarkastik, disini doi berhasil menjadi karakter yang hate-able

Karakter Bad-Apes juga salah satu karakter yang dapat memberi warna tersendiri bagi film ini. Karena berhasil sebagai pemecah gelak tawa dalam film dengan tone dark ini.

Dan hal yang terakhir yang sangat penting bagi film ini adalah efek CGI yang sangat keren dan terasa begitu nyata! Ya visual berupa wajah-wajah apes yang sangat real serta pemandangan hutan serta latar tempat lainnya membuat film ini terasa digarap sangat serius. Thanks again Matt Reeves!

Kekuranganya? karena menitikberatkan pada drama, film ini berpotensi membuat penonton bosan terutama mereka yang tidak mengikuti film pertama dan keduanya, so sangat direkomendasikan menonton Rise dan Dawn of the Planet of the Apes dahulu sebelum menonton film ini

Kesimpulan : Salah satu film drama yang paling menyentuh. Sisi humanis penonton dijamin akan tersentuh setelah menonoton film ini

Memorable Scene : Ketika Caesar sudah memegang pistol dan disuruh Kolonel untuk menembaknya, namun Caesar tidak mau karena dia tetap berpegang teguh pada pendiriannya yaitu "Apes do not kill"

IMO, rating : 9,5/10

Thursday, September 7, 2017

Baby Driver

Baby Driver mengisahkan Baby (Ansel Elgort) yang bekerja sebagai "supir" bagi penjahat yang merampok bank karena ingin melunasi utangnya pada bos para perampok tersebut yaitu Doc (Kevin Spacey). Setelah bertemu dengan Deborah (Lily James), Baby memutuskan ingin keluar dari kehidupan tersebut namun Doc tentu saja tidak membiarkan nya begitu saja


Jujur gue sangat enjoy nonton film ini sampai tidak terasa durasi film ini yang cukup lama dan hampir 2 jam! Yes dengan berbagai sajian action dan MUSIK dari awal , sulit rasanya membuat penonton merasa bosan selama menonton film ini. Alur cerita dan pace cerita yang cukup cepat dan dipadukan dengan MUSIK lawas berhasil membuat gue terhibur dengan luar biasa-nya. Visual, angle serta directing yang mumpuni berhasil mendukung semua faktor plus diatas sehingga menghasilkan karya yang (nyaris) sempurna!

Sempat mengira atau ekspetasi bahwa film ini akan mirip dengan Fast and Furious atau Transporter dengan tambahan musik, but it's not and this is better than my expecation! Jika FF atau Transporter merupakan film pure action, Baby Driver bisa dibilang sebagai film yang memadukan Action dengan Musikal, but bukan tokoh utamanya yang menyanyi seperti film musikal pada umumnya.

Akting para cast dalam film ini juga sangat keren. Ansel Elgorth dapat memerankan Baby yang cool dengan sangat baik, Kevin Spacey sebagai Doc yang sangar dan tidak lupa Jamie Foxx yang karakter nya sangat nyentrik di film ini.

Selanjutnya gue mau memberikan apresiasi tinggi pada scoring di film ini. Yes the music is magnificent! Lagu-lagu lawas (yang I don't know maybe 80's, 70's or 60's?) benar-benar sangat menghibur dan digunakan dengan baik. Apalagi ketika adegan action, musik tersebut terasa sangat penting keberadaanya. Without the good scoring with those old music, film ini tidak akan se-wow ini

Kelemahanya? Tidak terlalu menonjol sih yaitu build up character dari Deborah yang sangat kurang. Masa iya kamu mau sama pria yang baru kamu kenal beberapa hari padahal ia terlibat dalam geng perampok dan pernah membunuh orang? jadi kelihatanya karakter Deborah ini sperti pemanis saja (okay emang dia manis sih) yeah that's it.

Kesimpulan : Watch with your ears

Memorable Scene : Opening Scene. Enough said

IMO, rating : 9,5/10

Sunday, September 3, 2017

Spiderman : Homecoming

Spiderman Homecoming menceritakan tentang Peter Parker (Tom Holland) pasca beraksi di Civil War namun tidak dihubungi lagi oleh Tony Stark (Robert Downey Jr), akhirnya memutuskan beraksi sendiri untuk melawan aksi jahat Vulture (Michael Keaton).

I know this review is way too late, karena rilis film ini berterpatan dengan jadwal sidang yang maha penting LOL. Oke, Jujur saja, gua sangat merasakan painful ketika menonton film salah satu superhero favorit gue ini. Heran kenapa Rotten Tomatoes bisa kasih 93% ke film se MEH ini. Jujur itu terlalu overrated man.

Scene pembuka diawal film yang cukup menjanjikan dihancurkan dengan timeline dalam film yang sangat aneh. Kejadian Chitauri Invasion terjadi pada 2012 right? so kejadian di Spiderman : Homecoming ini ada di tahun 2020 kah? Membingungkan.

Dengan mengusung pace yang cukup cepat, cerita yang digambarkan dalam film ini sangat ringan dan mudah dicerna. Well, mari bahas keunggulan nya dahulu.

Tom Holand! ya doi berhasil membawakan karakter Peter Parker dan Spiderman yang fresh dan menghibur dengan penggambaran sebagai karakter anak SMA. Well maybe sebagai Peter masih kurang nerd but it's oke. Dan sebagai Spiderman, Tom benar-benar berhasil membawakan Spiderman yang bawel, gesit, lucu dan mengesalkan penjahat dengan ocehannya. Well, pokonya performa doi sebagai Spiderman patut diacungi 4 jempol!

Lalu ada performa apik dari Michael Keaton sebagai Vulture. Idk bagaimana karakter dari Vulture di komik sebenarnya namun Michael berhasil memerankan karakter antagonis yang kejam, no mercy dan do whatever it takes to get his goal.

cameo Tony Stark serta plot twist (Vulture merupakan ayah dari Liz, gadis yang Peter taksir) juga cukup lumayan walaupun terlihat sangat maksa

Kelemahanya? Well story yang sangat lemah! Yeah it feels like every scene is joking in this movie. Karena terlalu fokus untuk membuat film ini jadi lucu, Jon Watts seperti lupa atau tidak bisa membuat film ini jadi sedikit lebih serius dan menegangkan. Tidak ada momen-momen intens seperti Flash mengintimidasi Peter......oh iya lupa Flash nya salah cast. Yeah intinya story dalam film ini kehilangan fokus, seperti mau dibawa serius atau dibawa komedi.

Selanjutnya film ini trying so hard to be funny! sayangnya banyak sekali jokes murahan entah lewat dialog ataupun scene yang gagal gue cerna sehingga menjadi jayus. Bahkan scene di Spiderman nya Tobey Maguire, dimana Peter melambai ke MJ, tapi MJ malah melambai ke orang lain itu jauh lebih lucu dari beberapa jokes di film ini.

Dan ya kalau mau dibandingkan, Spiderman 2017 ini kalah kelas jauh dari Spiderman Sam Raimi-Tobey Maguire 2002-2007.

Kesimpulan : Spiderman Homecoming kehilangan fokus dalam menyajikan cerita, gue menduga orientasi utama untuk film ini adalah anak-anak. Such a dissapointing

Memorable Scene : Ketika Ned tertangkap di ruang komputer dalam ruang yang gelap. (satu-satunya scene yang membuat gw ngakak)

IMO, Rating : 6 (tadinya mau 5 tapi Tom Holland nya bagus)/10

Hitman's Bodyguard : Great Banter!

Hitman's Bodyguard bercerita tentang Michael Bryce (Ryan Reynolds) seorang agent protection yang baru saja kehilangan pangkat AAA di CIA, mendapat tugas untuk mengawal Kingcaid, (Samuel L Jackson) seorang pembunuh kejam dan juga rival dari Michael yang menjadi saksi kunci untuk memenjarakan Vladislav Dulkovich (Gary Oldman) mantan Presiden Belarusia yang otoriter.


Opening scene film gw akui cukup menarik dan langsung membawa penonton ke tone film yang diinginkan sang sutradara, yaitu "have fun". Dengan pace penyampaian cerita yang cukup cepat, Hitman's Bodyguard berhasil menyajikan cerita yang sangat mudah dipahami, ringan dan menghibur.

Kelebihan dan daya tarik utama dalam film ini tentu terletak pada performa sang 2 aktor utama yaitu Ryan Reynolds dan Samuel L Jackson. 2 aktor ini berhasil menyajikan dialog-dialog banter (saling mengejek) yang menghibur ditambah berbagai scene yang mendukung jokes mereka tersebut. Entah kenapa, nuansa Deadpool sangat melekat di Ryan Reynolds dalam film ini dengan quotes andalan "Jesus Christ!" while Samuel L Jakcson just being Samuel L Jackson with his "motherfucker" signature words.

Selain itu, performa cast pendukung dalam film ini juga cukup apik. Tengok saja bagaimana Gary Oldman memainkan karakter pemimpin tangan besi dan berdarah dingin, lalu ada Elodie Yung (bagi yang menonton series Daredevil dan Defenders pasti tidak asing dengan doi) yang cukup baik berperan sebagai kryptonite nya Michael Bryce. Lalu ada Salma Hayek sebagai istri Kingcad yang cukup badass namun sayang jokes nya kurang bagus.

Kekurangan film ini? sebenarnya masalah klasik yang seringkali dihadapi film genre Action-Comedy yaitu kesulitan menempatkan fokus di berbagai scene yang mana ingin dibawa serius dan scene mana yang ingin dibawa sebagai jokes. IMO, menyaksikan film ini tidak ada bagian yang menegangkan dan intens karena genre comedy nya lebih kental dan build up scene menegangkan yang buruk. Satu-satunya yang scene yang cukup menegangkan adalah scene ending ketika mobil pembawa bomb datang ke pengadilan.

Kekurangan selanjutnya adalah cerita yang terlalu simpel dan mudah ditebak, sehingga tidak ada rasa penasaran sama sekali ketika sampai di pertengahan film.

Kesimpulan : Jangan terlalu serius menonton Hitman's Bodyguard, just have fun and enjoy every moment that involve Ryan Reynolds and Samuel L Jackson! They're hilarious. Karena cuma di film ini kalian bisa nonton Deadpool, Nick Fury, Elektra dan Jim Gordon dalam satu film.

Memorable Scene : Ketika Michael dan Amelia sedang dalam momen romantis dan Michael sedang ingin menyatakan "I Love You" namun tiba-tiba Kingcad ngerem mendadak dan Michael terlempar dari mobil! LOL

IMO, rating : 7/10

Friday, July 14, 2017

Review Okja

Okja menceritakan tentang Mija (Seo-Hyeo Ahn) yang bersahabat dengan seekor babi raksasa hasil rekayasa genetika, Okja yang merupakan projek babi super dari perusahaan Mirando. Setelah 10 tahun, perusahaan Mirando yang dipimpin Lucy Mirando (Tilda Swinton) ingin mengambil Okja lagi untuk diproduksi sebagai makanan. Mija yang tidak rela akan hal tersebut, menyusul dan ingin menyelamatkan Okja. Dalam misi menyelamatkan Okaj, Mija bertemu kelompok penyelamat hewan yang dipimpin Jay (Paul Dano) mampukah mereka menyelamatkan Okja?


Menitikberatkan cerita pada hubungan Mija dan Okja, film ini dibangun dengan pace yang sangat lambat di awal film namun efektif untuk membangun bonding yang kuat antara Mija dan Okja. Pace dan tensi mulai meningkat ketika memasuki 1/3 film dimana Okja sudah dibawa pergi menuju New York.

Ketika memasuki babak pertengahan, film ini mulai membangun emosi penonton lewat berbagai tone yang ditampilkan dimana ada saatnya kita sedih, ada saatnya kita tertawa dan ada pula sedikit thriller yang membuat penonton pensaran. Oh iya, scene kejar-mengejar kendaraan berisi Okja di Seoul juga cukup epic karena selain seru, scoring di scene ini cukup unik dan membuat gue sangat menikmati scene ini

Penulisan naskah dan jalan cerita yang rapi dari sang sutradara juga patut diapresiasi. Plot yang ditampilkan terasa mengalir begitu indah untuk diikuti. Dan kerennya hal ini juga diikuti dengan akting yang mumpuni dari para cast seperti Tilda, Paul Dano, Steven Yeun dan bahkan Jake Gyllenhall sekalipun yang karakternya kurang penting nampu memberikan impact yang bagus. Mungkin yang sedikit kurang adalah akting Seo-Hyeo Ahn, tapi ini bisa dimaklumi karena (MUNGKIN) ini debutnya di dunia akting

 Lalu ada juga scene di pabrik makanan yang cukup menyentuh gue. Di scene ini sang sutradara seperti ingin menunjukan dari mana daging yang kita makan sehari-hari berasal. Lalu scene negosiasi Mija dan Nancy Mirando yang menunjukan bahwa seperti inilah bisnis dilakukan, tidak ada rasa kasihan atau manusiawi terhadap mereka hewan yang merupakan sumber uang utama bagi mereka. Sangat menyedihkan

Kekurangan nya? Awal film yang cukup membosankan dan juga tipe plot atau cerita yang repetitif atau sudah sering dipakai. Ya cerita tentang manusia yang berusaha menyelamatkan hewan sahabat terbaiknya dari penjahat, terdengar cukup sering dipakai bukan?

Kesimpulan : Okja film yang bisa membuat anda tertawa, sedih dan berbagai aksi seru namun dibalik itu semua menyimpan berbagai realita yang pahit di kehidupan. Film ini cocok buat kalian yang ingin menonton film hollywood antimainstream

Memorable scene : Saat Mija dan Okja keluar dari perkebunan babi di perusahaan Mirando, ada sepasang babi yang mengeluarkan anaknya dari kurungan untuk dititipkan ke Mija......duhhhh :(

IMO, rating : 8/10


Saturday, June 3, 2017

Wonder Woman : The Origins Story that She Deserve

Wonder Woman bercerita tentang asal-usul dirinya sebelum tampil di BvS pada 2016 lalu. Menceritakan tentang Diana (Gal Gadot) yang  merupakan putri Hippolyta (Connie Nelsen) ingin mengehentikan perang dan membuat perdamaian di bumi. Suatu hari secara tidak sengaja dia bertemu dengan Steve Trevor (Chris Pine) yang terdampar di Themyschira atau "No Mans Land". Akhirnya bersama Diana pergi bersama Steve untuk mengakhiri perang dunia.



Wonder Woman bisa dibilang sebagai film yang nyaris sempurna. Plot yang sangat simpel ditambah beberapa tambahan humor segar dengan pacing yang tidak terlalu cepat maupun lambat membuat film ini sangat enjoyable untuk diikuti. Sepertinya WB studios sudah belajar dari film BvS yang cukup gagal bagi penonton awam (BUAT GW SIH BAGUS) karena cerita yang berliku-liku.

Menggabungkan genre superhero dengan genre perang yang intens juga berhasil membuat kesan WOW muncul saat menontonnya. Adegan Action nya juga keren sekali! Sinematografi ala Zack Snyder plus penyutradaraan perang ala Petty Jenkins benar-benar membuat gue ketagihan sama action scene film ini.

Well, pokoknya speecheles deh mau kasi pujian gimana lagi ke adegan actionnya....jadi pengen nonton lagi

Selain adegan action,  plot twist dalam film ini juga tidak kalah keren dimana Sir Patrick merupakan Ares (setelah sebelumnya penonton mengira Lundedorff adalah Ares) serta Pedang Godkiller yang ternyata pedang biasa karena Diana lah sang Godkiller.

Dari jajaran cast, Gal Gadot berhasil membungkam para haters. Dia berhasil memerankan Wonder Woman dengan SANGAT baik. Dengan karisma kuatnya, Gal berhasil menggambarkan Diana Prince yang lugu, sembrono, belum berpengalaman namun berani dan teguh pada pendirian serta tujuannya. Selain itu Chris Pine juga sangat keren memerankan "The Above average Guy" Steve Trevor yang berusaha menjelaskan tentang "Dunia" pada Diana. Karakternya yang sangat likeable membuat doi menjadi salah satu supporting cast terbaik di film ini.

Penggambaran sekilas tentang beberapa karakter minor seperti Charlie (Emeer Bremner) dan Sameer (Said Taghmoui) juga cukup baik. IMO, 2 karakter ini merupakan sarana untuk memperkenalkan kenyataan pahit tentang perang kepada Diana yang masih lugu.

Kekurangan nya? Character development tentang villain yang kurang. yup baik Dr. Poison, General Lundedorff dan Ares/Sir Patrick kurang digali tentang asal-usul maupun motifnya membunuh jutaan manusia. Gue secara pribadi penasaran dengan karakter Dr. Poison

Battle penutup yang kurang wah. Yup Ares yang sudah memakai armornya dan berubah menjadi keren malah disajikan dengan battle terakhir yang biasa saja.

Terkahir, ada plothole yang mungkin membuat penonton awam sedikt bingung (atau ada yang ga sadar?) yaitu dari tahun 1918 hingga kini, mengapa Diana tidak menua sediktipun? FYI, Diana keturunan setengah dewa so she's not aging.

Kesimpulan : Wonder Woman berhasil menjadi film yang memadukan genre superhero dengan genre perang sehingga menghasilkan film yang keren. Gal Gadot berhasil memainkan karakternya dengan sangat baik, way to go to Justice League!

Memorable Scene : Ketika Steve berucap ke Diana "I can save the day, you can save the world......(lalu dikasi jam tangan) .... I love you Diana"....beberapa saat kemudian Steve mati.....feels

IMO, Rating : 9/10

Saturday, April 29, 2017

Guardians of the Galaxy Vol.2 : Family Matter!

Guardians of the Galaxy Vol. 2 bercerita tentang Peter Quill/Star Lord (Chris Pratt) yang merindukan sosok ayah sepeninggal kepergian ibunya tiba-tbia saja bertemu dengan Ego (Kurt Russel) yang merupakan ayah Peter dan mengajak Peter, Gamora (Zoe Saldana) dan Drax (Dave Bautista) yang ditemani Mantis (Pom Klementieff). Di sisi lain Rocket (Bradley Cooper) dan Baby Groot (Vin Diesel) ditangkap oleh Ravager yang mengkhianati Yondu (Michael Rooker) setelah dibantu Nebula (Karen Gillan)

Merupakan sekuel dari film pertamanya, ekspetasi tinggi gw pasang untuk film ini. Dan terbukti, GotG Vol.2 bisa dibilang lebih BAGUS dari yang pertama. Well done James Gunn! You're just become my favorite director!

Jika di film pertama kita disuguhkan plot yang kental dengan sekumpulan scumbag yang menjadi sahabat, di film kedua hal itu semakin digali dengan tema utama FAMILY. Ya terdenganr seperti Fast and Furious dengan Vin Diesel mengucapkannya.

Dengan tema utama family tersebut, GotG memasang 2 plot utama yaitu Star Lord, Gamora dan Drax ke planet Ego; serta Rocket, Baby Groot, Yondu dan Nebula menghadapi Ravagers. Yang menarik adalah kedua plot ini sama-sama menarik dan asik untuk ditonton sehingga sangat tidak terasa waktu yang kita habiskan selama menonton. Lalu sub-plot dari 2 plot utama ini juga membahas tentang family! ya EVERYTHING ABOUT FAMILY! Sehingga ketika 2 plot utama ini disatukan, terasa feels family yang kuat.

Bumbu komedi dan musik klasik juga menjadi senjata dan ciri khas tersendiri dari GotG Vol 2 ini. Ya setiap karakter di film ini terlihat memiliki keunikan tersendiri yang dimanfaatkan James Gunn untuk menaruh bumbu komedinya, EVEN dalam scene yang serius. (Ga kebayang apakah ini cocok untuk dipakai dalam croosover besar di Infinit Wars nanti)

Well Visual effect juga sangat memanjakan mata dan patut dipuji, dengan menggunakan warna-warna cerah yang "tidak maksa". Mengingatkan gw pada betapa kerennya Suicide Squad.

dan jangan lupa........Baby Groot yang lucu! bahkan action figure nya aja sampai 2,5 juta! dang it!

Kekurangan nya? Tidak seperti film pertama, Peter Quill agak sedikit berkurang peran nya sebagai team leader. Terlihat lebih menonjol Rocket sebagai alpha di tim ini. Well mungkin karena di film ini Rocket serta Yondu yang karakternya di push.

Penyakit lama Marvel, villain keren yang dihilangkan begitu saja tanpa bekas. But kali ini tidak separah biasanya, setidaknya Ego sudah menunjukan kemampuan terbaiknya

Kesimpulan : Guardians of the Galaxy Vol. 2 fantastis dan berhasil mengalahkan film pertamanya, hal ini membuktikan James Gunn sutradara keren yang tidak aji mumpung belaka

Memorable Scene :
1. Ketika Baby Groot disuruh mengambil Sirip Yondu dan malah mengambil berbagai barang,
2. Ketika Ego vs Star Lord lagi seru dan serius tiba- tiba Star Lord merubah diri menjadi Pacman. Whattttt!

IMO, rating : 8,5/10

Thursday, April 13, 2017

The Fate of the Furious : Mindless but Nothing New

Berawal dari balapan liar yang dilakukan di jalanan, kini para pembalap liar itu terlibat aksi untuk menyelamatkan dunia. Ya itulah kira-kira ringkasan franchise Fast and Furious dari yang pertama hingga seri ke-8 kini bagi kalian yang tidak mengikuti dari seri pertama. Awalnya sangat sederhana, franchise ini hanya membahas kehidupan para pembalap liar. Namun IMO pakem ini hanya dipakai hingga seri ke-5. Setelahnya seri ini entah kenapa semakin mirip seperti Mission Impossible


Oke mari mulai bahas filmnya. Diawali dengan scene balapan mobil di Kuba, film ini langsung menyedot perhatian dan meningkatkan adrenalin penonton karena scene balapan ini cukup epic menurut gw. Namun setelah scene tersebut cukup sulit bagi gw menikmati film ini kenapa?

Karena plot yang dipakai dalam film ini juga terlalu flat. Lalu performa yang kurang baik dari villain di film ini menjadi salah satu penyebabnya. Ya Charlize Theron seperti tidak menunjukan betapa bad-ass nya dia dalam film Mad Max. Motif dan penggambaran karakter Chiper oleh Theron juga kurang kuat. Hal yang sangat disayangkan mengingat film ini datang dari sutradara Italian Job (Sempat berharap Fate and Furious nantinya bisa se-epic film Italian Job)

Selain itu TERLALU banyak dialog atau scene "lucu" dalam keadan serius, sehingga kadang gw terasa cringe. Memang hadirnya dialog lucu bisa memecah ketegangan dalam film, namun jika terlalu banyak juga bisa membuat momen untuk membangun klimaks menjadi berubah IMO

Keunggulan nya? Tentu saja scene action dan fighting scene. Scene hujan mobil di New York serta kejar-kejaran di Kutub ES yang bersalju sangat seru, mindless dan menegangkan. Khusus scene di New York sebenarnya terlihat keren, but lack of purpose. Maksudnya tanpa adanya scene "hujan mobil dan hacking mobil" itu misi akan tetap sukses toh? Terlihat scene ini dibuat untuk menghadirkan kata "wah" ke penonton

Selain adegan action, kehadiran Shaw family juga menjadi nilai plus tersendiri. Ini menjadi plot twist yang cukup asik dan mengejutkan untuk dinimkati. Sayang kehadiran Owen Shaw hanya sebentar disini (mungkin bayarannya mahal LOL)

Daya tarik para pemain bintang. Yup dengan cast sekaliber The Rock, Jason Statham, Vin Diesel, Tyrese Gibson, Ludacris, Michelle Rodriguez dan Charlize Theron tentu akan menarik perhatian penonton walaupun tidak semua menampilkan performa yang baik.

Kesimpulan, Fate and Furious 8 bisa hadir sebagai film yang menghibur dengan adegan aksinya yang wow tapi nothing new, dan secara plot jelas sekali seri ke 8 ini masih kalah dengan seri-seri sebelumnya

dan seriously, Franchise ini harusnya tamat di seri ke-7. Karena film ini terasa kurang greget tanpa Paul Walker

Memorable Scene : Ketika Deckhard Shaw menyelamatkan anak Dom di pesawat, really funny!

IMO, rating : 6,5/10

Tuesday, March 7, 2017

Logan : Goodbye Hugh Jackman!

Logan bercerita tentang tahun 2029 dimana mutan telah lama menghilang, semua anggota X-Men mati karena kesalahan Charles Xavier (Patrick Stewart) hingga menyisakan Logan (Hugh Jackman) dan Calliban (Stephen Merchant). Menjalani hidup yang penuh kesuraman, tiba-tiba Logan bertemu dengan Gabriella (Elizabeth Rodriguez) yang meminta tolong Logan untuk mengasuh Laura (Dafne Keen). Disinilah petualangan Logan dimulai.



Well, Logan simply very very good movies. Di awal-awal film aja kita udah dikasih liat betapa badassnya Wolverine, many thanks to R Rated movies here from FOX! adegan pertarungan berdarah, cakar menusuk tengkorak kepala, cakar menembus tubuh, pokoknya puas deh! Rasanya seperti sedang menonton film yang disutradarai Del Toro, full of blood! (yah ga sebanyak itu juga sih darahnya)

Dari adegan actionnya, mari beralih ke plot nya. Plot yang diangkat dalam film ini memang tidak terlalu spesial namun sangat enjoy untuk diikuti. Lupakan soal masalah Universe yang memang tidak diatur dengan baik oleh Fox, Cerita Logan berhasil membuat perasaan penonton menjadi pasang surut emosi. Memang setelah Charles meninggal, pace film ini menjadi sangat lambat. But still, ceritanya tidak membosankan. Selama 2 jam lebih, plot dalam film ini dengan enjoy dapat gw ikuti.

Dari segi akting, ga usah diragukan lagi deh Hugh Jackman itu memang terlahir menjadi Wolverine. Apalagi ini merupakan film terakhirnya sebagai mutan dengan cakar andamatium ini, So just enjoy his performance because it's worth it!

Selain Hugh, salah satu daya tarik film ini ada pada Dafne Keen yang memerankan X-23 atau Laura. Performanya yang badass benar-benar sangat membantu meningkatkan kualitas film ini. Dia berhasil memerankan karakter X-23 yang sangar, menyeramkan, namun polos dan lucu. Pokoknya pas deh!

Kekurangan nya? GA ADA! damn this film is too good, simply the best superhero genre movie!




Kesimpulan,  Membuat film Logan menjadi "R" Rated adalah keputusan terbaik dan the best for business dari FOX! WOLVERINE jadi BADASS! Ini baru Wolverine! In the end, Good bye Hugh Jackman, thanks for being Wolverine since 2000 

Memorable Scene : Ketika Laura memanggil Logan "Daddy" dan Logan berkata "So this is what it feels like"

IMO rating : 9/10

Thursday, February 23, 2017

Review Split : Performa Sempurna dari James McAvoy

Split menceritakan tentang Casey (Anya Taylor Joy), Claire (Hayley Lu Richardson), dan Magie (Jessica Sula) yang diculik oleh Kevin (James McAvoy) yang memiliki 23 kepribadian berbeda. Casey harus berjuang menyelamatkan diri dengan cara bernegosiasi dengan salah satu kepribadian dari Kevin. Dalam usahanya tersebut, Casie dkk dibantu psikiater Kevin yaitu Ms. Fletcher.


Split bisa dibilang merupakan panggung unjuk gigi bagi seorang James McAvoy. Bagaimana tidak, pemeran Dr X di X-Man ini berhasil memerankan 6 karakter sekaligus! Ya walaupun di sinopsis disebutkan 23 karakter, tapi yang ditampilkan hanya 6 yaitu Dennis, Patricia, Hedwig, Barry, Kevin, dan The Beast. Bahkan karakter The Beast dalam film ini sendiri merupakan plot twist yang merupakan karakter ke-24 dari Kevin.

James berhasil memukau penonton karena dapat berganti karakter dalam satu scene tanpa cut. Contohnya saja ketika dia konseling dengan Ms. Fletcher, dia bisa berganti sifat dengan mudah dari Barry ke Dennis. Belum lagi adegan terakhir dimana setiap karakter memperebutkan "kesadaran" dalam tubuh Kevin sehingga James harus berganti-ganti karakter dengan cepat! IMO, James pantas masuk nominasi Oscar berkat film ini.

Mengusung genre thriller, plot serta premis yang ditawarkan Split benar-benar unik dan membuat penasaran. Setiap scene dalam film ini berhasil membuat gue gregetan dan kebingungan serta bertanya "Apa yang akan terjadi selanjutnya?".

Selain itu, masalah yang diangkat dalam film ini juga membumi sehingga mudah diterima, yaitu tentang psikologis. Entah benar atau tidak tentang perebutan "The Light" bagi tiap karakter dalam film ini, but it's fun to get involved in this story! Sulit melupakan fakta bahwa film ini datang dari Sutradara M. Night Shyamalan, sutradaran yang mengacaukan film Avatar : The Legend of Aang.

FYI, menurut teori dalam film ini tiap karakter memperebutkan "The Light" yang disini mungkin diartikan sebagai kesadaran. Ketika satu karakter berhasil meraih the light, maka karakter tersebut menjadi aktif dan sadar akan tiap tindakannya.Ini mungkin yang menjadi masalah bagi pengidap kepribadian ganda. Entah teori ini benar atau tidak, mungkin lebih jelas kalau ahli psikologis yang menjelaskan.

Selain performa menawan dari James, akting dari para artis lain di film ini juga cukup baik. Anya, Hayley dan Jessica berhasil membuat suasana dalam film semakin mencekam. Khusus Anya, aktingnya berhasil membuat kesan thriller semakin kental dalam film ini terutama lewat eksperesi yang dimainkan nya.

Kelemahanya? Well, story yang terlalu lambat ditambah banyaknya dialog mungkin membuat sebagian orang bosan. Lalu "Cheap horror" juga membuat film ini tidak menganggetkan atau menakutkan. Hal ini cukup disayangkan padahal suasana mencekam sudah berhasil dibangun di film ini.

Dan mungkin ada yang kaget serta excited kenapa ada Bruce Willis (Seperti gue) di ending film ini? Well kabarnya film ini akan dihubungkan dengan film M. Night Shyamalan lainnya yaitu Unbreakable, yang dirilis tahun 2000.

Kesimpulannya, Split merupakan film thriller yang menghibur dan dijamin akan terpuaskan dengan performa luar biasa dari James McAvoy.

IMO, Rating : 8,5/10

Wednesday, February 15, 2017

Review John Wick 2 : Seru!

John Wick 2 merupakan lanjutan dari film pertamanya. Kali ini mengisahkan tentang John Wick (Keanu Reeves) yang merupakan pembunuh bayaran ingin pensiun namun "dipaksa" untuk kembali bekerja. Namun ternyata John dijebak sehingga ia harus berhadapan dengan pembunuh bayaran di seluruh New York.

Dipacu dengan pace yang cepat, John Wick 2 setia mengadopsi formula pada film pertama yang membuat mereka sukses. Yaitu non-stop action scene. Ya satu-satunya jualan utama dalam film ini adalah action scene!

Dari adegan pembuka, adrenalin penonton langsung dipacu dengan suguhan aksi kejar-kejaran mobil yang sangat menegangkan. Selanjutnya adalah replika dari film pertama. Aksi yang sadis dan brutal berupa baku hantam, tembak-tembakan, pertarungan jarak dekat, dan semacam nya

Akting dari Keanu Reeves dalam film ini juga patut diapresiasi. Dia (sekali lagi) sukses memerankan karakter John Wick yaitu Laki-laki galau, dingin dan fearless. Tanpa basa-basi, film dan karakter ini pasti disukai oleh pecinta genre action.

Sinematografi dalam film ini juga sangat baik. Pengambilan gambar ketika adegan action, memberikan gambaran yang sangat jelas serta pengalaman yang cukup berarti. Camera shaking yang digunakan juga tidak berlebihan sehingga tampilan gambar sangat asyik untuk diikuti.

Kelemahan nya? Plot atau cerita. Inilah salah satu kelemahan film action yang bercerita "jagoan pasti menang". Tanpa adanya plot twist, film ini menjadi terlalu predictable. Lalu sebagai film dengan jualan utama adegan action, ketika sampa di adegan non-action film ini terasa sedikit membosankan. Karena tiap dialog yang terjadi dalam film ini mayoritas kurang penting.

Kesimpulannya, John Wick 2 sangat recomended bagi kalian pecinta action. Kita akan disuguhkan berbagai adegan brutal, sadis namun tetap dalam hal wajar dan keren untuk dinikmati.

IMO, Rating : 7,5./10

Thursday, January 19, 2017

Review La La Land : Brilliant!

La La Land bercerita tentang Sebastian (Ryan Gosling) seorang pianis muda yang bercita-cita menghidupkan musik Jazz dengna mendirikan kafe Jazz nya sendiri, dan Mia (Emma Stone) seorang barista di suatu kafe yang ingin menjadi artis terkenal namun selalu ditolak ketika melakukan casting. Keduanya dipertemukan oleh takdir dan saling jatuh cinta. Mereka bersatu untuk mencapai impian masing-masing.


Sekilas dari sinopsis diatas, cerita La La Land terdengar seperti film main romance mainstream tentang 2 sejoli yang dipertemukan lalu jatuh cinta satu sama lain. BUT, THAT'S TOTALLY WRONG. Ternyata plot yang ditawarkan oleh film ini sangat unik dan anti-mainstream. Bahkan bagi saya everything perfect di film ini!

7 penghargaan dari 7 nominasi Golden Globes Award menjadi bukti. Film komedi/musikal terbaik, Aktor komedi/musikal terbaik via Ryan Gosling, Aktris komedi/musikal terbaik via Emma Stone, Sutradara terbaik via Damien Chanzelle, Skenario terbaik dan Musik terbaik. See? Everything almost perfect right?

Jadi segera saja bahas filmnya, film bergenre drama-romance-musikal ini berhasil menawarkan plot segar, orisinil yang menghibur dan anti-mainstream. Bagaimana tidak, 2 sejoli Sebastian dan Mia sudah dipersatukan pada seperempat film dimana film ini terlihat sudah mencapai happy ending dan akan membuat penonton nyengir-nyengir sendiri. Sebagai film musikal sendiri, singing scene atau adegan menyanyi dalam film ini tidak terlalu banyak atau annoying.

Film ini semakin menarik diikuti ketika memasuki babak pertengahan. Ya, La La Land berhasil membuat emosi penonton naik turun dengan konflik utama yang terjadi dalam film ini. Yaitu siapa yang berhak mencapai impian mereka?

Akting dari 2 pemeran utama film ini juga sangat baik. Chemistry yang terjalin antara Ryan Gosling dan Emma Stone dalam peran nya masing-masing akan membuat penonton lupa kalau mereka sedang menonton film. Khusus Emma Stone, mungkin piala Oscar menanti setelah film ini?

Selanjutnya musik dan sinematografi. Percayalah, 2 hal ini tidak akan mengecewakan anda. Musik tersusun sangat indah dan rapi. Saya tidak tahu apakah Ryan Gosling sendiri yang memainkan piano tersebut atau bukan. Apalagi untuk pecinta Jazz, pasti akan suka tampilan musik disini. Pengambilan gambar juga sangat indah, apalagi ketika singing scene.

 Selain hal-hal teknis diatas, mungkin yang semakin membuat film ini bagus adalah ending scene. (SPOILER ALERT) Memang yang terjadi adalah sad ending dimana Sebastian dan Mia harus berpisah demi mencapai mimpinya masing-masing. Namun scene "alternate ending" yang ditampilkan mungkin bisa membuat penonton terharu hingga meneteskan air mata.

For the record, saya bukanlah pecinta genre musikal. Saya tidak suka film High School Musical atau Pitch Prefect. Tapi La La Land berhasil membuktikan bahwa fim musikal juga bisa ditampilkan dengan plot yang sangat baik

Kesimpulan : La La Land sangat recomended untuk ditonton dan yang terpenting sangat pantas menyabet TUJUH penghargaan Golden Globes.

IMO, Rating : 9,5/10

Wednesday, January 18, 2017

Review Harry Potter Prisoner of Azkaban : The Best Harry Potter Movie!

Oke I know this movie is old, tapi gak ada salahnya lah kan bahas film lama :D

Harry Potter Prisoner of Azkaban merupakan seri ketiga dari Harry Potter. Menceritakan tentang Harry Potter yang sudah tidak betah serumah dengan Uncle Vernon sama libur sekolah, memutuskan minggat. Di sisi lain, Harry Potter (Daniel Radclife)  dan kawan-kawan mendapat kabar buruk tentang kaburnya Sirius Black (Gary Oldman) yang merupakan pengikut setia Voldemort. Nyawa Harry pun terancam, ditambah lagi berkeliaran nya Dementor yang memburu Sirius Black tertarik dengan Harry.



Oke langsung to the point aja, mengapa Prisoner of Azkaban merupakan seri terbaik Harry Potter? Jawaban yang simpel, karena plotnya. IMO, plot dalam Prisoner of Azkaban (POA) dikemas sangat baik. Alfonso Cuaron, sang sutradara berhasil menciptakan keseimbangan dalam penggunaan magic scene serta Storytelling. Sisi drama serta thriller dalam film ini akan membuat penonton penasaran mengikuti cerita ini. Bisa dibilang, Alfonso berhasil membawa franchise Harry Potter to the next level. Lebih besar, lebih megah, lebih kompleks dan lebih bagus!

SPOILER ALERT
Siapa yang dari awal akan menyangka jika Sirius Black ternyata merupakan teman orangtua Harry Potter yang dijebak? Siapa yang menyangka jika pengkhianat orangtua Harry sebenarnya merupakan peliharaan Ron? Siapa yang menyangka bahwa R. J. Lupin merupakan Werewolf?
(KECUALI ANDA MEMBACA NOVELNYA). Intinya adalah film ini sangat penuh kejutan dan siapa yang tidak suka dikejutkan selama menonton film? The plot twist in this movie is excellent, better than any Harry Potter movie

Character development di film ini juga menarik. Harry, Ron (Rupert Grint), dan Hermoine (Emma Watson) mencapai puncak pendalaman karakter dalam film ini. Mereka sudah sangat matang dan nyaman dalam karakter masing-masing.

Mungkin ada yang beranggapan Deatlhy Hallows Part 2 merupakan seri Harry Potter terbaik. Well, IMO Deatlhy Hallows part 2 (DH2) bagus karena itu merupakan ending dari seri Harry Potter yang memang dikemas dengan sangat baik dan memiliki banyak scene action yang menarik. Tapi secara plot, tentu DH2 kalah jauh dengan POA. Plot yang sangat mudah ditebak merupakan salah satu alasan nya.

Kelemahan nya? Well sangat sulit menemukanya. Mungkin lack of action scene bisa menjadi satu-satunya kekurangan dalam film ini

Kesimpulan : Harry Potter Prisoner of Azkaban merupakan seri terbaik franchise Harry Potter dari segi cerita, plot twist, dan character development yang membuat film Harry Potter selanjutnya semakin matang. Recomended and briliant!

Memorable Scene : Ketika Harry dan Hermione memundurkan waktu untuk mencegah Sirius Black tertangkap Dementor. Sebagai pecinta series The Flash, I love this ruining timeline scene! LOL

IMO, rating : 9/10

Tuesday, January 17, 2017

Review The Magnificent Seven : Medioker

The Magnificent Seven bercerita tentang Kota Rose Creek yang dikuasai secara semena-mena oleh Bartholomew Bogue. Karena ingin menyelamatkan kota nya, Emma Cullen (Hayley Bennet) pergi mengumpulkan tim yang terdiri dari penegak hukum, Bounty Hunters, Petaruh yaitu Sam Chisolm (Denzel Washington), Joshua Faraday (Chris Pratt), Goodnight Robicheaux (Ethan Hawke), Jack Horne (Vincent D'Onofrio), Billy Rocks (Byung-Hun Lee), Vasquez (Manuel Garcia-Rulfo), and Red Harvest (Martin Sensmeier). Mereka bertujuh harus bersatu untuk menyelamatkan kota Rose Cheek.

The Magnificent Seven bisa dibilang merupakan film pemuas dahaga bagi kalangan penyuka film tema "Western Koboi" yang booming sejak tahun 1930an (I don't know the exact time). Namun sepertinya film dengan genre ini sepertinya kurang berhasil diterapkan pada masa kini. Story klasik yang dipakai berulang-ulang membuat penonnton jenuh dengan genre koboi. Coba tengok kapan terakhir kali film dengan tema koboi sukses? Bagi saya pribadi, film tema koboi yang terakhir sukses adalah Django Unchained. Itu pun karena film Django dibalut oleh isu rasisme dan perbudakan pada masa itu. Bisa dibilang di jaman CGI dan teknologi canggih dalam pembuatan film kini, lebih banyak film tema koboi yang gagal daripada sukses. Contohnya Cowboy and Aliens, A Milion Days to Die in West.

Back to the topic, Pace yang cepat ditambah Plot yang "sangat" simpel membuat film ini sangat monoton, mudah ditebak dan membosankan. Proses pengumpulan dan recruiting tim yang terlampau cepat menambah parah film ini. Padahal saya secara pribadi ingin ada konflik dan intrik dulu sebelum tim mereka terkumpul lengkap. Lalu sifat para koboi yang langsung "akur" ketika dipersatukan juga menjadi masalah. Entah ini pilihan sang sutradara Daniel Fuqua yang disengaja atau tidak, namun melihat karakter para koboi yang cukup unik sangat disayangkan untuk tidak membuat konflik bedasarkan karakter mereka. SO Character development sangat kurang disini.

Ok, enough for the bad things. Here the positive one and only

Keunggulan nya? Cast. Iya dengan cast yang mumpuni dan terkenal semacam Denzel Washington, Chris Pratt, Ethan Hawke, Peter Sarsgaard, Hayley Bennet dan Byung-Hun Lee siapa yang dari awal tidak tertarik menonton film ini? Pembawaan terhadap karakter mereka pun sebenarnya cukup menarik. Namun sayang, sekali lagi sang sutradara atau penulis naskah tidak menempatkan konflik dalam masing-masing karakter.

Kelemahan nya? Seperti dipaparkan diatas. Enough said, I don't want to insult this movie anymore #peace

Kesimpulan : The Magnificent Seven merupakan film Western-Koboi dengan cast yang mumpuni, namun sayang tidak dimafaatkan dengan plot yang sangat membosankan, membuat film ini menjadi film medioker.

IMO, rating : 5/10

Monday, January 16, 2017

Review Imperium : Berjuang Lepas dari Harry Potter

Imperium menceritakan tentang Nate Foster (Daniel Radclife) seorang anggota FBI muda dan idealis yang ditugaskan oleh Angella Zamparo (Toni Collete) menyamar  untuk masuk ke komunitas rasis ekstrimis yang diduga memiliki rencana besar untuk meneror Amerika Serikat. Nate harus mendekati Dallas Wolf (Tracy Letts), Roy (Seth Numerich), Andrew (Chris Sullivan), dan Vince (Pawel Szadja) untuk mengetahui apa rencana besar mereka dan menghentikannya. Film ini terinspirasi dari kejadian nyata.

Plot yang diangkat dalam film ini sebenarnya simpel dan cukup mainstream, mengapa? karena cukup banyak film-film hollywood yang mengangkat tentang "Undercover Story". Tapi eksekusi film ini benar-benar patut diancungi jempol. Sebagai genre thriller, film ini memenuhi syarat utama film thriller yang baik yaitu membuat penonton bertanya "What happen next!?"

Yaa pertanyaan itulah yang selalu ada pikiran saya selama mengikuti petualangan Nate Foster dalam kelompok rasis-ekstrimis "Skinhead".  Persepektif yang diambil sang sutradara, Daniel Ragusis dalam memperlihatkan pandangan komunitas ini juga sangat baik. Kita diperlihatkan tentang tujuan apa yang ingin dicapai oleh kelompok ini.

Keunggulan nya? Daniel Radclife! yah akting Daniel di film ini sangat baik. Terlihat sekali dia berusaha lepas dari bayang-bayang peran Harry Potter yang sepertinya akan terus menghantuinya.
Harus diakui, role sebagai Nate Foster di film ini sangat menantang dan Harry Pott.....oh I mean Daniel Radclife Nailed it!

Plot yang menegangkan juga menjadi nilai plus. Seperti yang saya paparkan diatas, film ini memenuhi syarat sebagai film thriller yang baik. Namun yang membuat lebih spesial, hal tersebut dicapai menggunakan pace yang lambat. Ya plot menegangkan ditambah pace lambat sehingga menhasilkan rasa penasaran ke penonton. Once again well done Daniel Ragussis!

Well selain akting Daniel, hampir seluruh cast dalam film ini juga akting nya tidak kalah memukau. Terutama akting dari kelompok rasis-ektrimis seperti Vince, Andrew, Dallas Wolf dan lain-lain. Sehingga penonton terlarut dan menghayati cerita dalam film ini.

Kelemahan nya? Ending kurang dramatis. Yup dengan storyline yang rapi dan menegangkan dari awal, akan ada terasa ada yang kurang saat title the end muncul. Hal ini mungkin terjadi karena film ini diadaptasi dari kisah nyata.

Lack of Action scene. Mungkin ketika anda tiba di bioskop lalu melihat poster film ini anda akan berharap banyak adegan heroik khas action movie di dalam nya. Namun anda harus siap-siap kecewa dengan ekspetasi tersebut. Walaupun berlatar FBI, tapi kekuatan film ini terletak pada dialog dan script yang rapi bukan adegan action (meski poster nya seperti film action)

Kesimpulan, Imperium film thriller yang menegangkan dan sangat seru untuk diikuti karena akan membuat penonton penasaran mengikuti apa yang terjadi selkanjutnya di film ini. Khusus bagi Daniel Radclife, Imperium merupakan pembuktian bahwa dia bisa lepas dari peran Harry Potter

IMO, rating : 8.2/10