Saturday, June 3, 2017

Wonder Woman : The Origins Story that She Deserve

Wonder Woman bercerita tentang asal-usul dirinya sebelum tampil di BvS pada 2016 lalu. Menceritakan tentang Diana (Gal Gadot) yang  merupakan putri Hippolyta (Connie Nelsen) ingin mengehentikan perang dan membuat perdamaian di bumi. Suatu hari secara tidak sengaja dia bertemu dengan Steve Trevor (Chris Pine) yang terdampar di Themyschira atau "No Mans Land". Akhirnya bersama Diana pergi bersama Steve untuk mengakhiri perang dunia.



Wonder Woman bisa dibilang sebagai film yang nyaris sempurna. Plot yang sangat simpel ditambah beberapa tambahan humor segar dengan pacing yang tidak terlalu cepat maupun lambat membuat film ini sangat enjoyable untuk diikuti. Sepertinya WB studios sudah belajar dari film BvS yang cukup gagal bagi penonton awam (BUAT GW SIH BAGUS) karena cerita yang berliku-liku.

Menggabungkan genre superhero dengan genre perang yang intens juga berhasil membuat kesan WOW muncul saat menontonnya. Adegan Action nya juga keren sekali! Sinematografi ala Zack Snyder plus penyutradaraan perang ala Petty Jenkins benar-benar membuat gue ketagihan sama action scene film ini.

Well, pokoknya speecheles deh mau kasi pujian gimana lagi ke adegan actionnya....jadi pengen nonton lagi

Selain adegan action,  plot twist dalam film ini juga tidak kalah keren dimana Sir Patrick merupakan Ares (setelah sebelumnya penonton mengira Lundedorff adalah Ares) serta Pedang Godkiller yang ternyata pedang biasa karena Diana lah sang Godkiller.

Dari jajaran cast, Gal Gadot berhasil membungkam para haters. Dia berhasil memerankan Wonder Woman dengan SANGAT baik. Dengan karisma kuatnya, Gal berhasil menggambarkan Diana Prince yang lugu, sembrono, belum berpengalaman namun berani dan teguh pada pendirian serta tujuannya. Selain itu Chris Pine juga sangat keren memerankan "The Above average Guy" Steve Trevor yang berusaha menjelaskan tentang "Dunia" pada Diana. Karakternya yang sangat likeable membuat doi menjadi salah satu supporting cast terbaik di film ini.

Penggambaran sekilas tentang beberapa karakter minor seperti Charlie (Emeer Bremner) dan Sameer (Said Taghmoui) juga cukup baik. IMO, 2 karakter ini merupakan sarana untuk memperkenalkan kenyataan pahit tentang perang kepada Diana yang masih lugu.

Kekurangan nya? Character development tentang villain yang kurang. yup baik Dr. Poison, General Lundedorff dan Ares/Sir Patrick kurang digali tentang asal-usul maupun motifnya membunuh jutaan manusia. Gue secara pribadi penasaran dengan karakter Dr. Poison

Battle penutup yang kurang wah. Yup Ares yang sudah memakai armornya dan berubah menjadi keren malah disajikan dengan battle terakhir yang biasa saja.

Terkahir, ada plothole yang mungkin membuat penonton awam sedikt bingung (atau ada yang ga sadar?) yaitu dari tahun 1918 hingga kini, mengapa Diana tidak menua sediktipun? FYI, Diana keturunan setengah dewa so she's not aging.

Kesimpulan : Wonder Woman berhasil menjadi film yang memadukan genre superhero dengan genre perang sehingga menghasilkan film yang keren. Gal Gadot berhasil memainkan karakternya dengan sangat baik, way to go to Justice League!

Memorable Scene : Ketika Steve berucap ke Diana "I can save the day, you can save the world......(lalu dikasi jam tangan) .... I love you Diana"....beberapa saat kemudian Steve mati.....feels

IMO, Rating : 9/10